Category: Rocky Gerung Terbaru

  • Aturan JHT tuai polemik, Rocky Gerung: Jangan Tuntut Ganti Menaker, tapi Ganti Presiden!

    www.laborblog.my.id - Aturan baru tentang Jaminan Hari Tua (JHT) ditentang oleh sejumlah kalangan, termasuk buruh. Banyak yang tak terima jika dana tersebut baru bisa dicairkan setelah pemegang hak berusia 56 Tahun.

    Rocky Gerung | Net
    – Aturan baru tentang Jaminan Hari Tua (JHT) ditentang oleh sejumlah kalangan, termasuk buruh. Banyak yang tak terima jika dana tersebut baru bisa dicairkan setelah pemegang hak berusia 56 Tahun.


    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah disebut oleh berbagai elemen buruh sebagai biang kerok atas semua masalah terkait JHT . Ini karena dialah yang menerbitkan Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 yang mengatur pencairan JHT BPJS Ketenagakerjaan tersebut.
    Namun, dalam pernyataannya, Ida Fauziah menyatakan bahwa aturan tersebut sudah disetujui oleh Presiden Jokowi .
    Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dan kebijakan publik, Rocky Gerung mengatakan bahwa dari awal dirinya telah mengetahui jika ada misi presiden di dalam pembuatan aturan JHT, karena ada uang dalam jumlah besar di dalamnya.
    “Jadi dari awal memang kita tahu, seluruh keputusan yang menyangkut uang besar itu pasti di dalamnya ada misi presiden. Kalau enggak kita sebut visi presiden itu adalah ngumpulin uang gede gitu kan,” katanya seperti yang dikutip Hops.ID dari kanal Youtube Rocky Gerung Official pada Kamis 17 Februari 2022.
    Bahkan, menurut Rocky, Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa dia mengantongi uang Rp11 ribu triliun. Hal itu, menurutnya bisa dikatakan sebagai sinyal bahwa memang Presiden suka mengumpulkan dana dalam jumlah besar
    “Presiden pernah bilang di kantong saya ada Rp11 ribu triliun gitu. Itu artinya presiden memang doyan ngumpulin uang gede gitu,” jelasnya.
    Alasannya, lanjut Rocky, karena uang besar itu bisa langsung akan diubah menjadi proyek besar. ”Padahal sebetulnya bangsa ini enggak perlu proyek besar-besar, proyek kecil-kecil aja yang langsung terlihat manfaatnya pada rakyat,” jelasnya.
    “Seperti segala macam proyek jalan tol, (padahal) bikin jalan biasa kecil-kecil juga cukup, dan perbaiki jalur kereta Jawa, itu lebih efisien dan lebih murah segala macam. Bikin bendungan gede-gede ngapain? Bikin aja micro power kecil-kecil semua desa punya sungai bisa dia,” sambung Rocky Gerung .
    Dia mengungkapkan Presiden Jokowi sampai saat ini tak bisa berpikir untuk menggarap proyek-proyek kecil.
    “Jadi Presiden enggak bisa berpikir begitu. Karena itu Dia berpikir uang besar. Nah, uang buruh itu uang gede jadi Presiden pasti sudah kasih sinyal pada Menaker untuk membuat aturan JHT baru,” terangnya.
    “Karena itu Menaker merasa, ‘Kok gue yang dicecer?’ Padahal undang-undang itu adalah hasil harmonisasi di kabinet pasti dipimpin oleh Menteri Yasona segala macem, diijinkan presiden dalam kabinet,” ujarnya.
    Maka dari itu, jika buruh menuntut untuk ganti Menaker , adalah sesuatu yang salah, karena aturan tersebut sudah disetujui presiden. Seharusnya, menurut Rocky, presidenlah yang seharusnya dituntut untuk diganti.


    “Jadi intinya kemaren bahwa buruh minta supaya Menaker itu diganti karena bikin masalah. Nah, sekarang Menaker bilang, ’Bukan gue bikin masalah, Pak Presiden yang bikin masalah.’ Jadi ya ganti presiden, logikanya begitu,” pungkas Rocky Gerung .
    Sumber: Hops | Published: 18/02/2022

  • Ubedilah Badrun dapat Ancaman Usai Laporkan Gibran dan Kaesang, Rocky Gerung Bereaksi

    www.laborblog.my.id - Pengamat politik Rocky Gerung langsung beraksi atas ancaman yang diteriam Ubedilah Badrun usai melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK.

    Rocky Gerung | Net
    Pengamat politik Rocky Gerung langsung beraksi atas ancaman yang diteriam Ubedilah Badrun usai melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK.


    Menurut dia, ancaman terhadap dosen UNJ itu adalah hal yang buruk.
    “Saya dapat banyak WA yang bernada mengancam saudara Ubed. Dia sebagai aktivis peka, perlu pendamping hukum,” kata Rocky Gerung melalui kanal YouTube-nya, Kamis (13/1).
    Menurutnya, hingga saat ini publik masih menunggu respons dari Istana dan KPK terkait laporan tersebut.
    Rocky Gerung mengatakan reaksi Istana dan KPK terkait pelaporan Gibran dan Kaesang nantinya akan memperlihatkan ada atau tidaknya upaya mempolitasi kasus.
    “Kita coba lihat dalam 2-3 hari ini, apakah Istana memang terganggu dengan isu ini, bagaimana reaksi pertama dari KPK, itu yang akan membuat kita mengerti apakah dipolitisir apa nggak,” ucapnya.
    Namun, Rocky Gerung menilai pernyataan Moeldoko sudah menunjukkan adanya politisasi dalam kasus Gibran dan Kaesang ini.
    “Jelas yang pertama kali mempolitisir adalah Pak Moeldoko, karena dia langsung bereaksi sebagai orang Istana yang menganggap (gak) wajar itu dilaporkan,” katanya.
    Seperti Diketahui, Ubedilah melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep terkait dugaan kasus pencucian uang atau TPPU.


    Ubedilah Badrun mengatakan bahwa Gibran dan Kaesang ikut terseret dalam TPPU serta KKN dengan grup bisnis yang diduga terlibat dalam kasus pembakaran hutan.[Genpi]
    Published: 13/01/2022

  • Rocky Nilai Penambahan Wamendagri, Memastikan 287 Plt Kepala Daerah di Bawah Koordinasi PDIP?

    www.laborblog.my.id - Pengamat Politik Rocky Gerung blak-blakan menduga langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah kursi wakil menteri dalam negeri dimaksudkan untuk mengintai langkah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

    Rocky Gerung | Net
    Pengamat Politik Rocky Gerung blak-blakan menduga langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah kursi wakil menteri dalam negeri dimaksudkan untuk mengintai langkah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
    Pasalnya, menurut Rocky Gerung, menteri yang sepemikiran dengan presiden tentu tak memerlukan posisi wakil menteri.
    “Keduanya ini sangat politis, apalagi berhubungan dengan kebutuhan teknis pelaksanaan politik di Indonesia,” jelas Rocky Gerung dalam diskusi “Jokowi Obral Jabatan Wakil Menteri vs Reformasi Birokrasi”, Jumat (7/1).
    Rocky Gerung menilai, bahwa langkah Presiden Jokowi menambah kursi wakil menteri adalah upaya untuk melancarkan agenda yang buruk. Pasalnya, memperbesar birokrasi sendiri adalah langkah yang buruk.
    “Di mana-mana birokrasi itu harus diperkecil, supaya lebih efisien. Motifnya dari awal itu, termasuk untuk persiapan Pemilu 2024,” ungkapnya.
    Menurut Rocky Gerung, pengangkatan wakil menteri dalam negeri oleh Presiden Jokowi ditujukan untuk memastikan menteri dalam negeri tak akan menyalahkan kekuasaan dalam dua tahun ke depan. Terutama, dalam pengangkatan 287 pelaksana tugas (plt) kepala daerah yang habis masa jabatan pada 2022 dan 2023.
    “Ada Golkar dan PDIP juga yang berkepentingan di situ, agar wakil mendagri bisa berbagi jatah pengendalian politik bersama sang menteri,” tuturnya.
    Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai wakil menteri juga dipersiapkan untuk perombakan kabinet yang isunya terus bergulir. Oleh karena itu, Tito Karnavian dianggap sebagai menteri yang posisinya paling terancam saat Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet.
    “Kalau ada wakil mendagri dari PDIP, dia pasti akan menggantikan Tito untuk memastikan 287 plt kepala daerah itu ada di bawah koordinasi PDIP,” pungkasnya.[Genpi]
    Published: 08/01/2022

  • Sebut Kader PDIP paling Banyak Korupsi tapi Elektabilitas Tinggi, Rocky Gerung: Ada Suap?

    www.laborblog.my.id - Pengamat politik Rocky Gerung mengaku heran melihat PDIP yang memiliki elektabilitas yang tinggi akan tetapi kerap menghasilkan kader yang kedapatan koruspi.

    Pengamat politik Rocky Gerung | Image Source: Net
    Pengamat politik Rocky Gerung mengaku heran melihat PDIP yang memiliki elektabilitas yang tinggi akan tetapi kerap menghasilkan kader yang kedapatan koruspi.
    Menurutnya, hasil survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru dianggap tidak masuk akal. Apalagi, tercatat bahwa partai yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri itu unggul 25% jauh dari partai lain.
    “Survei terakhir dari SMRC bahwa PDIP tetap partai tertinggi elektabilitasnya, yang lain (parpol lain elektabilitasnya) itu 12 persen,” ujar Rocky Gerung.
    “Kan ajaib ini partai yang isinya para koruptor tetapi masih dipilih rakyat. Ini ada yang enggak benar sebetulnya,” sambung Rocky, mengutip rmolid.
    Hal itu disampaikan Rocky dalam diskusi virtual bertema ‘Refleksi Akhir Tahun, Selamat Datang Tahun Politik, Bagaimana Nasib Indonesia di Masa Depan?’ pada Rabu, 29 Desember 2021.
    Potret elektabilitas PDIP ini dianggap contoh dari kesimpulan yang deadlock atas kebijakan pemerintah terhadap sejumlah variabel ekonomi, politik, dan kesejahteraaan yang absurd.
    Selanjutnya, Rocky menuturkan bahwa PDIP seharusnya tidak berada di posisi teratas merujuk rekam jejak kader yang kerap berurusan dengan KPK.
    Ia pun memberikan dua permisalan dalam fenomena tersebut, yakni adanya kasus suap dalam menaikkan elektabilitas atau bisa jadi masyarakat yang masih belum melek melihat situasi politik.
    “Masa seluruh peristiwa politik sepanjang tahun ini PDIP masih tinggi. Walaupun itu (hasil survei) betul, SMRC mesti jelasin mengapa partai yang menjadi pusat korupsi masih dipilih rakyat, apakah rakyat bodoh atau ada suap-menyuap angket?” kritiknya. [makassar.terkini.id]
    Published: 30/12/2021