Category: Ibu Kota Negara Baru

  • Kritik Pemindahan IKN, Cak Nun: Jangan Seenaknya, Tanya Dulu Rakyatmu

    www.laborblog.my.id - Sebuah potongan video yang memperlihatkan Budayawan Nasional Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun mengkritik pemindahan Ibu Kota Negara atau IKN, viral di media sosial.

    Cak Nun
    – Sebuah potongan video yang memperlihatkan Budayawan Nasional Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun mengkritik pemindahan Ibu Kota Negara atau IKN, viral di media sosial.
    Potongan video Cak Nun kritik pemindahan IKN itu viral usai diunggah Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo lewat cuitannya di Twitter, seperti dilihat pada Kamis 20 Januari 2022.
    Dalam narasi cuitannya, Roy Suryo menilai sosok Cak Nun sebagai warga negara Indonesia yang masih berpikiran waras terkait pemindahan Ibu Kota Negara itu.
    “Inilah Pemikiran Warganegara yang masih Waras: Memindahlan Ibukota Negara Indonesia haruslah Komprehensif, meliputi Masukan-masukan dari Sabang sampai Merauke, Demokratis dengan menerima Aspirasi berbagai Suku, Agama & Heterogenitas Masyarakatnya yang ada, Bukan seperti mikir 1 Kecamatan AMBYAR,” cuit Roy Suryo.
    Dilihat dari video itu, tampak Cak Nun dengan memakai bahasa Jawa melontarkan kritiknya terkait pemindahan IKN.
    Menurutnya, sebelum pemerintah memutuskan memindahkan IKN harusnya penguasa bertanya dulu ke rakyatnya.
    “Jangan seenaknya, tanya dulu ke rakyatmu kalau ingin melakukan apa-apa. Jangan cuma gaya pencitraan terus. Tanya dulu kalau mau apa-apa, mau mindah orang banyak tanya dulu,” ujar Cak Nun.
    Selain itu, Cak Nun juga mengatakan seharusnya pemerintah membuat diskusi publik terlebih dulu untuk menanyakan pendapat masyarakat soal pemindahan IKN itu.
    “Buat diskusi publik, tanya ke Universitas Forum Rektor, setiap kampus dibuat diskusi gimana mau pindah ibu kota. Tanya ke masjid-masjid, ke gereja, ke pasar-pasar,” tuturnya.
    Lebih lanjut, Cak Nun menilai pemindahan IKN harus dipikirkan pemerintah RI secara matang-matang lantaran hal itu tidaklah mudah seperti halnya pindah kos-kosan.
    “Kamu anggap mindah ibu kota seperti pindah kos kosan. Banyak multi efeknya, makanya harus dipikir matang-matang. Ini RI bukan Singapura bukan sebuah kecamatan,” ujarnya.[terkini]
    Published: 21/01/2022

  • Asal Usul Kata Nusantara, Nama Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur

    www.laborblog.my.id - Presiden Joko Widodo telah memberi nama Nusantara sebagai nama ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Bagaimana asal-usul kata Nusantara itu sendiri? Berikut ini penjelasan asal-usul kata Nusantara yang menjadi nama ibu kota negara yang baru.

    Desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) | Net
    – Presiden Joko Widodo telah memberi nama Nusantara sebagai nama ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Bagaimana asal-usul kata Nusantara itu sendiri? Berikut ini penjelasan asal-usul kata Nusantara yang menjadi nama ibu kota negara yang baru.
    Perihal Nusantara sebagai nama ibukota negara ini telah diungkapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dalam rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara.
    Menurut Suharso, nama Nusantara dipilih menjadi nama ibu kota negara baru, karena kata tersebut telah dikenal dan menjadi hal yang ikonik di mata internasional. Ibu kota negara (IKN) yang baru akan berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
    Asal-usul Kata Nusantara
    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Nusantara adalah sebutan nama bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
    Nama Nusantara terdiri dari gabungan dua kata yakni “nusa” dan antara”. Kata “nusa” dalam bahasa Jawa kuno memiliki arti pulau dan “antara” dalam bahasa sansekerta berarti jarak, luar atau selisih.
    Nama Nusantara ini pertama kali lahir pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 oleh Gadjah Mada. Ia menyebut Nusantara dalam sumpahnya yaitu Sumpah Palapa. Nama Nusantara digunakan untuk menyebut pulau-pulau yang ada berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit seperti Indonesia, Malaysia, Singapura hingga Filipina.
    Hal ini mengacu kepada Sumpah Palapa yang berbunyi sebagai berikut.
    “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa.”
    Artinya, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.”
    Nama Nusantara ini kembali populer di saat masa pemerintahan Hindia Belanda. Kala itu, Ki Hadjar Dewantara mengusulkan nama Nusantara sebagai pengganti nama untuk wilayah Hindia Belanda. Hal ini karena, nama Nusantara tidak mengandung unsur nama asing.
    Demikian adalah asal-usul kata Nusantara, nama yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai nama ibu kota baru di Kalimantan Timur. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untuk kamu.[suara.com]
    Published: 19/01/2022