Category: Berita Kriminal Hari Ini

  • Lapor Kehilangan Motor, Driver Ojol Malah Dipukul Polisi Cileungsi Bogor

    www.laborblog.my.id - Seorang driver ojek online (ojol) dipukul oleh aparat kepolisian usai melaporkan kasus pencurian sepeda motor miliknya ke Polsek Cileungsi, Kabupaten Bogor.

    Ilustrasi Driver Ojol | Net
    Seorang driver ojek online (ojol) dipukul oleh aparat kepolisian usai melaporkan kasus pencurian sepeda motor miliknya ke Polsek Cileungsi, Kabupaten Bogor.
    Dari informasi yang dihimpun, aksi pencurian yang dialami driver ojol itu terjadi pada Sabtu (8/1) lalu. Namun, kala itu korban tak langsung melapor ke pihak berwajib.
    Korban kemudian baru melapor ke Polsek Cileungsi pada Senin (10/1) kemarin. Disebut bahwa laporan korban tersebut tak ditanggapi oleh anggota yang bertugas.
    Bahkan, korban disebut juga mengalami aksi pemukulan oleh anggota saat membuat laporan tersebut.
    Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin membenarkan kejadian tersebut. Namun, kata Iman, pihaknya langsung menindak tegas anggota tersebut.
    “Sudah ditindak tegas dengan penanganan kode etik dan disiplin,” kata Iman saat dikonfirmasi, Selasa (11/1).
    Namun, Iman tak membeberkan identitas anggota tersebut. Iman hanya menyebut bahwa yang bersangkutan telah menjalani pemeriksaan oleh Propam dan telah diberikan sanksi.
    “Sudah diberi sanksi, penempatan khusus dan ditarik dari bagian pelayanan,” ucap Iman.[CNN Indonesia]
    Published: 12/01/2022

  • Innalillahiwainnailaihirojiun… Imam Masjid Tewas Dianiaya Dalam Masjid, Pelaku Terekam CCTV

    www.laborblog.my.id - Imam Masjid Al Ikhwan, Yusuf Daeng Parebba (72) tewas setelah dianiaya di dalam masjid saat akan salat subuh berjamaah, Jumat (31/12/2021).

    Jenazah Imam Mesjid Al Ikhwan Luwu, disemayamkan di rumah duka, Jumat (31/12/2021) | tvOneNews.com
    Imam Masjid Al Ikhwan, Yusuf Daeng Parebba (72) tewas setelah dianiaya di dalam masjid saat akan salat subuh berjamaah, Jumat (31/12/2021).
    Korban pertama kali ditemukan Sudirman, jamaah yang akan salat di Masjid. Korban ditemukan tergeletak diteras masjid dalam kondisi kritis dan bersimbah darah.
    Yusuf kemudian dilarikan ke RS Hikmah Sejahtera, Belopa untuk mendapatkan pertolongan. Setelah beberapa menit kritis, korban dinyatakan meninggal dunia.
    Arifin Andi Wajuanna, adik kandung korban menyebutkan, pelaku diduga orang suruhan dan sudah merencanakan pembunuhan tersebut.
    “Mendesak polisi mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya. Ada rekaman cctv yang bisa dijadikan petunjuk mengungkap kasus ini,” kata Arifin Andi Wajuanna, Jumat (21/12/2021).
    Arifin menambahkan almarhum adalah imam masjid Al Ikhwan yang salat lima waktunya di masjid tersebut. Korban juga tidak pernah berselisih paham dengan jamaah, sehingga kasus ini cukup membuat mereka terkejut dan berharap motifnya bisa segera diungkap.
    “Dari rekaman cctv ada satu orang yang menganiaya korban lalu menyeretnya ke teras, juga ada dua sepesa motor yang terekam dalam cctv,” katanya.
    Adapun Kapolsek Belopa, IPTU Morino mengatakan motof dari pembunuhan ini masih didalami. Polisi sudan mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya batu yang diduga digunakan menganiaya korban serta rekaman cctv.
    “Luka terbuka di kepala dan wajah. Korban diduga dianiaya menggunakan batu. Korban dalam kondisi kritis saat ditemukan tergeletak di teras masjid lalu dilarikan ke rumah sakit,” kata IPTU Morino.
    Kapolres Luwu, AKBP Fajar Dhany Susanto meminta warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya pengungkapan kasus ini pada polisi.


    “Kami turur berbela sungkawa atas kasus yang menimpa orang tua kita pak Yusuf, dan semoga keluarga almarhum bisa bersabar. Penyidik kami sedang mengusut kasus ini dan semoga kami bisa segera mengungkap dan menangkap pelakunya,” kata Fajar Dhany Susanto.
    Rencananya jenazah Yusuf Daeng Parebba akan dimakamkan siang ini selepas salat Jumat di Belopa.[tvonenews.com]
    Published: 31/12/2021

  • Klitih makin Menggila, Kesan Yogyakarta yang Romantis Berubah Jadi Anarkistis?

    www.laborblog.my.id - Kekerasan jalanan atau yang disebut klitih makin marak terjadi di DIY. Hal ini mencoreng kesan Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota romantis. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana, Rabu (29/12/2021) mengatakan, perlu tindakan nyata dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, untuk memberantas kejahatan klitih ini.

    Dua terduga pelaku klitih di Gunungkidul nyaris jadi bulan-bulanan massa. (Foto: Liputan6.com/Hendro Ary Wibowo)
    Kekerasan jalanan atau yang disebut klitih makin marak terjadi di DIY. Hal ini mencoreng kesan Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota romantis. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana, Rabu (29/12/2021) mengatakan, perlu tindakan nyata dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, untuk memberantas kejahatan klitih ini.
    “Saya minta klitih dideteksi sejak awal oleh aparat dan dilakukan pencegahan. Dengan teknologi yang ada saat ini saya yakin mampu melakukan deteksi dini koordinasi geng klitih,” katanya.
    Dirinya juga mengingatkan pentingnya pemberantasan narkoba dan minuman keras yang dianggap menjadi pemicunya. Dia bahkan menyebut, hampir semua pelaku klitih adalah pemuda pengguna narkoba dan mengonsumsi alkohol.
    “Poin berikutnya adalah tindakan hukum yang tegas untuk pelakunya agar menimbulkan efek jera,” katanya.
    Sementara itu, Kadiv Humas Jogja Police Watch Baharuddin Kamba mengatakan, perlu ada patroli rutin yang dilakukan aparat di tempat dan jam tertentu. Lampu-lampu yang dipadamkan perlu dinyalakan kembali agar tidak menjadi lokasi klitih beraksi, selain juga razia kendaraan bermotor yang tidak memakai pelat nomor.
    Pembacokan di Kaliurang
    Sebelumnya, polisi telah mengamankan enam orang terkait dugaan kasus penganiayaan dan pembacokan di Jalan Kaliurang, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin dini hari (27/12/2021).
    Kepala Bidang Humas Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto, Selasa (28/12/2021) menyebutkan, kejadian itu bermula saat korban bersama tiga temannya membeli makanan di sebuah warung, Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, sekitar pukul 24.00 WIB.
    Seusai makan, korban pulang. Namun, saat melintas di Jalan Kaliurang sekitar pukul 01.30 WIB korban yang mengendarai sepeda motor matik mendapat lemparan botol oleh pelaku, kemudian ditendang hingga jatuh.
    Merasa terancam, korban kemudian lari menyelamatkan diri. Namun, korban tetap dikejar oleh para pelaku.
    “Korban berlari, dikejar, dan dianiaya oleh pihak lawannya menggunakan sajam (senjata tajam),” ujar Yuliyanto.
    Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka di telapak tangan, gigi depan, serta bagian punggung. Setelah mendapatkan laporan dari korban, kata Yuliyanto, Polsek Ngaglik bersama Polda DIY mencari para pelaku.
    Motif Penganiayaan
    Enam orang pelaku penganiayaan yang kini sudah diamankan di Mapolsek Ngaglik tengah menjalani pemeriksaan.
    “Saat ini sedang kami dalami peran masing-masing untuk menentukan apakah yang bersangkutan bisa dilanjutkan ke penyidikan atau tidak,” katanya.
    Kapolres Sleman AKBP Wachyu Tri Budi menyebutkan, penangkapan terhadap para pelaku di kediaman masing-masing, dan ada di antara mereka berstatus pelajar.
    “Ada yang di bawah umur. Akan tetapi, rata-rata dewasa, yang di bawah umur baru satu orang,” kata Wachyu.
    Ia mengungkapkan motif penganiayaan itu dipicu ketersinggungan antara para pelaku dan korban saat di jalan. Sebelum terlibat keributan, menurut dia, para pelaku yang tergabung dalam sebuah geng pelajar tersebut menggelar kegiatan di sebuah hotel, Jalan Kaliurang.
    “Motif mereka hanya ketersinggungan di jalan saja,” katanya lagi.[liputan6.com]
    Published: 30/12/2021