Category: Agama Hindu

  • Kutuk Represi Muslim di India, Imam Shamsi Ali: India Berubah Jadi Demo-Crazy

    Kutuk Represi Muslim di India, Imam Shamsi Ali: India Berubah Jadi Demo-Crazy

    www.laborblog.my.id - Presiden Nusantara Foundation dan Imam/Direktur Jamaica Muslim Center Imam Shamsi Ali Al-Kajangi mengutuk represi yang dialami warga Muslim di India.

    Kutuk Represi Muslim di India, Imam Shamsi Ali: India Berubah Jadi Demo-Crazy | Net
    – Presiden Nusantara Foundation dan Imam/Direktur Jamaica Muslim Center Imam Shamsi Ali Al-Kajangi mengutuk represi yang dialami warga Muslim di India.


    Dia menyoroti pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang dianggap diskriminatif pada warga Muslim.
    “India dikenal menjadi salah satu demokrasi terbesar bersama Amerika Serikat dan Indonesia. Tapi sejak Modi dan partai politiknya yang radikal, BJP, mengambil kekuasaan, India berubah dari demokrasi jadi ‘demo-crazy’ dan ‘kemunafikan’,” tegas dia dalam keterangan di akun Instagram miliknya.
    Dia menambahkan, “Sejak Modi dan partai radikal BJP berkuasa India berubah dari Demokrasi menjadi Negara penuh kegilaan dan kemunafikan.”
    “Itu salah satu kata-kata yang disampaikan di pawai kami menentang represi India pada Muslim, termasuk upaya mereka melarang hijab di sekolah-sekolah dan universitas-universitas,” papar dia.
    “Memalukan, memalukan, kalian memalukan. Membunuh Muslim karena makan daging sapi, tetapi mengekspor sapi untuk McDonalds,” ujar dia.
    Dia kembali menjelaskan, “Kalian membunuh orang Islam karena makan daging sapi. Tapi pengekspor terbesar ke 4 sapi untuk McDonalds. Memalukan!”
    Perdana Menteri India Narendra Modi dan Partai sayap kanan Bharatiya Janata Party, atau BJP, telah lama mengipasi sentimen anti-Muslim sebagai bagian dari strategi kemenangan pemilu untuk menggalang dukungan dari mayoritas umat Hindu, yang merupakan 80% dari 1,4 miliar penduduk India.
    Namun kekerasan dan pelecehan terhadap warga Muslim telah meningkat menjelang pemilu majelis di lima negara bagian bulan ini dan berikutnya.
    Kemenangan yang menentukan di kubu Partai Uttar Pradesh dapat menandakan kelangsungan politik nasionalisme Hindu dan meningkatkan peluang Modi memenangkan masa jabatan ketiga pada 2024.
    “BJP telah mengirim pesan bahwa tidak apa-apa mengejar Muslim,” ujar Aakar Patel, ketua Amnesty International India.


    Dia memperingatkan, “Inilah yang membuat mereka populer. Inilah mengapa kami melihat serangan dan penganiayaan di tingkat bawah.”
    Sumber: Sindo | Published: 23/02/2022

  • Ratusan Muslimah Pakistan Gelar Aksi Protes Larangan Penggunaan Jilbab Sejumlah Sekolah di India

    www.laborblog.my.id - Ratusan wanita muslim Pakistan berkumpul di kota Karachi pada Minggu (13/2/2022) waktu setempat memprotes larangan penggunaan jilbab yang berlaku di sejumlah sekolah di India bagian Selatan. Aksi unjuk rasa digagas oleh kelompok religi Daughters of Islam.

    Aksi Protes Larangan Penggunaan Jilbab | Net
    – Ratusan wanita muslim Pakistan berkumpul di kota Karachi pada Minggu (13/2/2022) waktu setempat memprotes larangan penggunaan jilbab yang berlaku di sejumlah sekolah di India bagian Selatan. Aksi unjuk rasa digagas oleh kelompok religi Daughters of Islam.
    Para pengunjuk rasa memegang spanduk dan poster yang mendukung hak mengenakan jilbab bagi wanita muslim. Menurut mereka tidak ada yang boleh melarang penggunaan jilbab karena hal tersebut melanggar hak asasi manusia.
    Menurut sebuah media India, sejumlah sekolah negeri di negara bagian Karnataka, India melarang masuk para siswi muslim yang mengenakan jilbab. Hal ini memicu protes serta memaksa Mahkamah Agung India turun tangan.
    Pemerintah Karnataka yang dikuasai oleh partai hindu naungan perdana menteri Narendra Modi, partai Bharatiya Janata di mana 12 persen populasi di sana adalah muslim menyatakan para murid harus mematuhi aturan berpakaian yang ditetapkan oleh sekolah.
    Partai oposisi India dan kritikus menuduk pemerintah federal dan negara bagian melakukan diskriminasi terhadap populasi minoritas muslim.


    Sementara itu, kementerian luar negeri Pakistan menyatakan kekhawatiran dan mengutuk kebijakan larangan penggunaan jilbab melalui perwakilan negara India di negara itu.

    Sumber: tvOne | Published: 14/02/2022

  • MUI Minta Presiden Jokowi Bantu Minoritas Muslim India yang Didiskriminasi Ekstrimis Hindu

    www.laborblog.my.id - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, meminta pemerintah Indonesia untuk membantu Muslim India yang tertindas oleh mayoritas.

    MUI Minta Presiden Jokowi Bantu Minoritas Muslim India yang Didiskriminasi Ekstrimis Hindu | Net
    – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, meminta pemerintah Indonesia untuk membantu Muslim India yang tertindas oleh mayoritas.


    “Saya berharap, pemerintah RI melakukan langkah-langkah penting meyakinkan pemerintah India melalui Dubes India untuk menghentikan ekstrimisme ini,” Sudarnoto lewat keterangannya dikutip Senin 14 Februari 2022.
    Sudarnoto merasa sakit hati melihat tindakan brutal pemerintah India terhadap minoritas Muslim di India. Dia merasa bahwa sebagian besar tindakan brutal terhadap Muslim India melanggar hak asasi manusia.
    “Bisa jadi komunitas agama lain yang menyadari dan mengerti betul tentang Hak Asasi Manusia (HAM) akan terusik dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah India,” katanya.
    Sudarnoto mengatakan, India yang saat ini dipimpin oleh kelompok ekstremis Hindu ultra-nasionalis, hanya akan menampilkan kekejaman dan tindakan kekerasan yang disponsori negara terhadap minoritas Muslim di India. Menurutnya, pemerintah India tidak hanya melakukan tindakan diskriminasi, tetapi jelas bahwa pemerintah India membangun, mengembangkan dan memperkuat semangat Islamofobia.
    “Sikap dan tindakan ini sudah dipastikan merusak demokrasi dan perdamaian yang sejak awal justru diajarkan oleh Gandhi, (yaitu) misi penting universal declaration of human rights ,” ungkapnya.
    Sudarnoto mengungkapkan bahwa misi untuk menyediakan tempat, untuk menghormati dan melindungi hak warga negara telah rusak secara sistematis dalam keputusan politik India yang ekstrem. Pemerintah India, kata dia, harus belajar dari Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Namun, sangat toleran untuk memberi ruang bagi minoritas seperti Hindu dan agama lain.


    Bahkan, lanjutnya, banyak candi Hindu, Budha, kuil, klenteng, dan gereja diberi tempat dengan baik oleh umat Islam Indonesia. “India harus membuka mata dan hati bahwa orang Hindu tenang di Indonesia,” tegasnya.

    Sumber: FIN | Published: 14/02/2022